Impian, cita-cita, atau ungkapan lain yang sejenisnya, merupakan gambaran berbagai macam tujuan hidup dari masing-masing manusia. Tujuan hidup merupakan hal mutlak yang harus dimiliki setiap orang. Tujuan itu akan menentukan akan dibawa kemana hidup mereka, akan menjadi seperti apa, dan apa yang harus mereka lakukan untuk meraihnya. Ketika kita kecil bahkan mungkin sampai sekarang kita masih sering mendengar pertanyaan, “apa cita-citamu?” Lalu apakah jawaban anda? Kebanyakan menjawab ingin menjadi orang sukses atau mungkin orang yang berguna bagi negeri. Tentunya kita semua bisa melihat bahwa masih belum ada arah yang jelas dari jawaban-jawaban tersebut. Orang sukses itu bagaimana? Orang yang berguna seperti apa? Semua jawaban itu masih sangat umum dan belum rinci, apalagi jelas. Jika tujuan kita masih belum jelas hingga sekarang, lalu bagaimana dengan masa depan kita?
Impian bukanlah hal yang bisa dipaksakan kedatangannya. Impian akan datang ketika kita sudah punya cukup banyak pandangan mengenai hidup. Itu bukanlah hal yang mudah didapatkan ketika kita masih anak-anak. Kita bisa saja menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban berbagai macam profesi seperti guru, dokter maupun insinyur. Tapi itu belum tentu terjadi saat kita dewasa. Kenyataannya tidak sedikit yang “mlenceng” dari impian masa kecilnya. Saat kita kecil, ditanyai tentang cita-cita bukan menuntut kita untuk menentukan tujuan secara mutlak. Pengenalan mengenai tujuan hidup memang sebaiknya dimulai sejak kecil, sehingga saat kita punya cukup kedewasaan kita bisa menentukan tujuan dengan penuh kesadaran.
Setelah tujuan didapat dengan penuh pertimbangan dan segala kebijaksanaan, hal berikutnya yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana kita mewujudkannya. Lingkungan sekitar kita banyak orang putus asa yang disebabkan kegagalan mereka dalam meraih apa yang mereka cita-citakan. Seakan menyerah pada keadaan adalah satu-satunya jalan yang harus diterima. Menyerah pada nasib dan enggan berdiri membuat mereka seakan hidup segan mati tak mau. Rintangan sangatlah lumrah saat kita akan mencapai tujuan. Yang harus dipikirkan saat jatuh bukanlah rasa sakitnya, tapi bagaimana kita sembuh dan bangkit kembali. Kesabaran, ketekunan, dan segala usaha diperlukan untuk berdiri kembali untuk memulai langkah baru. Jika sekarang kita mengalami penyesalan, apakah kita memilih untuk tetap hidup dalam penyesalan yang menyakitkan atau kita memilih penyesalan yang menyakitkan sebagai bekal kita untuk hidup? Orang bijak berkata bahwa hidup adalah pilihan, maka pilihlah hidupmu dengan bijak. Hidupmu adalah pilihanmu.
Resiko dalam pengambilan keputusan jelas ada. Pepatah bilang gantungkan mimpimu setinggi langit. Semakin tinggi cita-cita kita, maka pengorbanan kita juga harus sebanding dengan apa ynag kita inginkan. Jika kita ingin mendapatkan sesuatu maka harus ada harga yang dibayar. Dalam hal ini dapat diartikan sebagai pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, maupun uang sebagai harga yang yang harus dibayar untuk mendapatkan impian kita. Saat mimpi kita di langit, maka usaha kita harus cukup membawa kita sampai ke langit. Sebelumnya sudah disebutkan bahwa resiko kegagalan dan rintangan jelas ada dalam perjalanan menuju tujuan hidup dan kita tidak boleh menyerah pada kegagalan, jadi sikapilah segalanya dengan bijak. Jika kita siap berhasil alangkah baiknya jika kita lebih siap untuk gagal. Keberhasilan memerlukan kerendahan hati dan rasa hormat untuk menyikapinya, sedangkan kegagalan memerlukan hati yang lapang untuk dapat menerimanya. Keduanya sama-sama memmbutuhkan jiwa besar, namun kegagalan sering dipandang lebih menyakitkan. Oleh karena itu jika kita siap menggantungkan cita-cita kita di langit, maka kita juga harus siap jatuh dari tempat setinggi langit saat kita tidak bisa mencapai impian kita. Renungkanlah, ketika kita berbuat salah kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Berani ambil resiko meski salah itu lebih baik, saat kita tahu mana yang salah maka kita akan tahu mana yang benar.
Hadapilah segala rintangan dengan penuh semangat. Dari rintangan itu kita dapat mengambil pelajaran berharga yang membuat kita selangkah lebih dekat dengan impian kita. Rintangan itu dibuat bukan untuk menghentikan mimpi dan segala usaha kita. Semua orang juga mengalami rintangan masing-masing. Jangan untuk jatuh, setinggi apapun kamu jatuh mimpi kita tidak akan pergi. Dia akan tetap menanti kita di tempat tertinggi hidup kita. Menanti kedatangan kita yang penuh sikap dewasa dan terhormat. Tetaplah optimis dalam berusaha dan berkarya. Berpikir positif adalah hal yang perlu dipertahankan dalam perjalanan menuju apa yang kita inginkan. Imbangi semua pikiran positif itu dengan pikiran realistis. Hal itu memungkinkan kita untuk tetap berpedoman pada keadaan yang sebenarnya dan menjaga kita untuk tidak terlalu terbuai dengan pikiran positif. Setiap dari kita dianugrahi keistimewaan yang berbeda. Keistimewaan masing-masing membuat satu orang berbeda dengan orang yang lain. Impian kita yang bermacam-macam itu bisa saja malah melengkapi satu sama lain. Mari kita capai impian kita, anugrah yang diberikan pada kita semua untuk tetap hidup terarah sebagaimana mestinya.